Wilujeng Sumping di Blog Pamarentah Desa Bojongcideres - Kecamatan Dawuan - Kabupaten Majalengka

Minggu, 03 April 2016

Sejarah Desa Bojongcideres




Setiap daerah atau desa memiliki sejarah dan latar belakang tersendiri, yang merupakan pencerminan dari karakter dan pencirian khas tertentu dari suatu daerah. Sejarah desa seringkali tertuang dalam cerita yang diwariskan turun-temurun dan dari mulut ke mulut.
Dikisahkan bahwa Putra mahkota kerajaan Sumedang Larang, Pangeran Geusan Ulun (1580-1608) singgah di kesultanan Cirebon setelah belajar Islam di kerajaan Demak. Pangeran Geusan Ulun diterima dengan baik oleh penguasa Cirebon yang pada waktu itu dipimpin oleh Panembahan Ratu. Keduanya masih ada pertalian saudara karena masih keturunan Sunan Gunung Jati. Pangeran Geusan Ulun adalah seorang pemuda tampan Rupawan sampai sang Permaisuri kesultanan Cirebon Ratu Harisbaya jatuh cinta kepadanya, dan keduanya sepakat untuk melarikan diri ke kerajaan Sumedang Larang. Hal ini jelas membuat marah Suami Ratu Harisbaya, Panembahan Ratu, dan mengirimkan pasukan untuk merebut kembali Permaisurinya dan terjadilah pertempuran. Dalam peperangan tersebut Sumedang Larang diperkuat oleh 4 senapati yang sakti mandraguna sehingga pasukan Cirebon menderita kekalahan. Beberapa prajurit pasukan kerajaan Cirebon berhasil melarikan diri dan bersembunyi ke dalam hutan-hutan di kawasan Kerajaan Majalengka yang merupakan kawasan yang berbatasan dengan Kerajaan Sumedang. Salah satu hutan yang dijadikan tempat persembunyian mereka adalah hutan yang memiliki tumbuhan oyong dan terong. Karena konon jika bersembunyi di balik ke dua tumbuhan tersebut mereka tidak dapat ditemukan oleh pasukan Sumedang yang mengejarnya. Beberapa orang pasukan Cirebon berhasil menemukan hutan yang dimaksud walaupun hutan tersebut terkenal keangkerannya. Akhirnya mereka menetap di sana dan lama-kelamaan jadilah sebuah perkampungan. Kemudian mereka memberikan nama kampung dengan sebutan Kampung Bojongmaung. Nama Bojong dipakai karena kampung mereka dikelilingi aliran sungai dan irigasi. Sedangkan nama maung ditempelkan di belakang kata Bojong, karena di kampung mereka terdapat banyak maung (harimau) dan sering terlihat berjemur di sebuah tempat yang selanjutnya dikenal dengan nama sasak Cimaung (sekarang keberadaan situs tersebut sudah tak berbekas karena tergerus seiring dibangunnya Terminal Cipaku – Kadipaten).
Pada tahun 1890 diselenggarakan pertemuan yang dihadiri oleh para tokoh kampung. Hasil dari pertemuan tersebut adalah :
1.   Pergantian nama kampung dari Kampung Bojong Maung menjadi Kampung Bojongcideres. Kata Cideres diambil dari nama sungai yang mengelilingi kampung yaitu Sungai Cideres deet.
2.   Kampung Bojongcideres dimasukkan ke dalam Wilayah administrasi Desa Dawuan.
Kampung Bojongcideres dipimpin oleh seorang kepala kampung atau rurah. Di bawah ini adalah daftar nama rurah yang pernah memimpin Kampung Bojongcideres di masa Pemerintah Kuwu Desa Dawuan:
No.
Kuwu Desa Dawuan
Masa Jabatan
Nama Rurah Bojongcideres
Masa Jabatan
1.
2.
3.


4.

5.

6.

7.
8.
9.

10.
Sarbandi
Rojak
Wira Santana


Carum

Ibong

H. Samsuri

K. Keme
M. Munir
Emon S.

Padma
1890 – 1900
1901 – 1915
1916 – 1932


1933 – 1941

1942 – 1951

1952 – 1960

1960 – 1965
1966 – 1969
1970 – 1978

1979 – 1981
Karsa
Karsa
Arnalim
Kardi
Carim
Carim
Suryani
Suryani
Arkasih
Arkasih
Asnari
Asnari
Asnari
Asnari
E. Mansyur
Ade Sukarya
1890 – 1912
1890 – 1912
1913 – 1920
1921 – 1929
1930 – 1939
1930 – 1939
1940 – 1946
1940 – 1946
1947 – 1955
1947 – 1955
1956 – 1971
1956 – 1971
1956 – 1971
1956 – 1971
1072 – 1978
1979 – 1982

Tahun 1982 merupakan tahun bersejarah bagi masyarakat Bojongcideres. Pada tahun tersebut terjadi perubahan status dari kampung menjadi Desa yang merupakan pemekaran dari Desa Dawuan, yaitu Desa Bojongcideres. Sebagai kepala desa/ kuwu diangkat pejabat sementara (PjS) kuwu, yaitu Bapak Edi Yusuf, hingga tahun 1984.
Tanggal 2 Nopember 1984 diadakan pemilihan kuwu Desa Bojong Cideres untuk pertama kalinya. Kuwu terpilih adalah Bapak E.Karma.
Berikut ini adalah daftar nama kuwu/ kepala desa yang memimpin Bojongcideres :
1.   Bapak Edi Yusuf
Beliau diangkat sebagai pejabat sementara Kuwu setelah Bojongcideres menjadi desa sejak tahun 1982 hingga 1984.
2.   Bapak E.Karma merupakan kuwu terpilih pertama Desa Bojongcideres. Beliau menjabat mulai tahun 1985 dan berakhir pada tahun 1990.
3.   Bapak Aceng Badrudin (Pjs Kuwu dari 1991 – 1993)
4.   Bapak Uu Amin Husaeni adalah kepala desa terpilih hasil pilkades kedua. Beliau menjabat dari tahun 1993 sampai tahun 2001. Semasa kepemimpinannya, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka, dibentuk BPD (Badan Perwakilan Desa) sebagai pengganti LMD.
5.   Bapak Moch. Yunus (2001 – 2011)
Hasil pemilihan kuwu tahun 2001 terpilihlah Bapak Moch. Yunus. Beliau menjabat sebagai kuwu dalam kurun hampir 10 tahun (2 periode) yaitu hingga tahun 2011. Hal ini dikarenakan ada ketentuan pemerintah Majalengka pada saat itu yang membolehkan pertambahan satu masa jabatan kuwu dengan dasar persetujuan elemen masyarakat. Pada masa kepemimpinan beliau, dibentuk LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Desa sebagai pengganti LKMD, sesuai dengan aturan yang berlaku.
6.   Bapak Agus Nur Efendi (2011 sampai sekarang)
Dalam usia yang masih muda, beliau terpilih oleh masyarakat Bojongcideres sebagai kepala desa pada pilkades tahun 2011 dan masih menjabat hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar